Kuda Laut Setia Nampaknya Hanya Mitos
Suara bising terdengar di penjuru koridor
Jurusan Kelautan Unhas. Puluhan mahasiswa memenuhi ruang tersebut. Namun
berbeda dengan Ruang Laborotorium Penangkaran rehabilitasi dan ekosistem. Sosok pria berkumis lebat tengah sibuk dengan
aquariumnya. Senyum nan ramah tergurat diwajahnya saat reporter identitas,
Mustafa menemuinya, Rabu (2/2). Pria tersebut adalah Dr Ir Safiuddin
Msi, seorang dosen Jurusan Ilmu kelautan Unhas.
Piyu-sapaan akrabnya-begitu cinta pada
hewan laut. Perasaannya itu tumbuh sejak ia menjalani kuliah Jurusan Budidaya
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, 1985-1990 silam. Berbagai penelitiannya
pun kebanyakan berkutat dengan aquarium. Belakangan, ia tersohor berkat
penelitiannya mengenai sifat kuda laut.
Setelah menyelesaikan studinya di Unhas,
Pria kelahiran Ujung Pandang ini
melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Budidaya Perairan.
Tak puas dengan gelar Magister Sains
yang diperolehnya, ayah tiga anak ini melanjutkan studi di kampus yang sama
tahun 2004, hingga tahun 2010 suami dari Sumiati Spd ini meraih gelar doktornya.
Disinilah ia menemukan fakta baru, bahwa ternyata seekor kuda laut tak setia
pada pasangannya.
Fakta tersebut diperolehnya saat
melakukan penelitian dengan judul “Kajian Perkembangan Ovari dan Pemijahan Kuda
Laut didalam Wadah Budidaya”. Penelitian tersebut merupakan penelitian untuk disertasinya. Anak dari pasangan Abdul Rasyid dan Saadia
ini melakukan penelitian terhadap kuda laut karena tertarik terhadap hewan mungil
ini. Selain itu, perawatan hewan ini cukup mudah dan memiliki sifat serta
gerakan yang unik.
Penelitiannya dilakukan dengan
memasukkan sepasang kuda laut jantan dan betina dewasa yang siap kawin. Setelah
sembilan hari, kuda laut jantan kemudian membuahi telur kuda laut betina. Pada
masa itu antara kuda laut jantan dengan betina tak memungkinkan terjadi
perkawinan. Kemudian seekor kuda laut jantan yang berbeda dimasukkan ke dalam
aquarium yang sama. Ternyata sang betina bersedia kawin dengan jantan yang
tersebut. Penemuan ini membantah anggapan
bahwa Kuda laut setia pada pasangannya.
Lelaki berusia 45 tahun ini selalu
meluangkan waktu ditiap hari untuk memberi makan semua makhluk kecil yang menghuni aquariumnya di lab penangkaran. Dengan telaten ia menyiapkan pakan buat
hewan-hewan mungil itu. Bahkan sejak
muda, pria yang tinggal di Kompleks Perumahan dosen Antang Blok D 42 ini
memiliki satu unit aquarium yang dibuatnya sendiri di dalamnya telah dihuni
makhluk air, baik laut maupun tawar. Ia mengaku dengan mengelola dan merawat
laboratorium merupakan kesenangan tersendiri.
Kemampuan merancang aquarium pria
berdarah Bugis Makassar ini tak diragukan lagi. Tengok saja lab penangkaran
yang dikelolanya. Mulai dari aquarium dan sistem yang ada dibuat dengan tangan
dan rancangan sendiri. Ia merancang lab tersebut dengan sistem sirkulasi air,
sehingga air yang digunakan tak terlalu banyak. Pasalnya untuk pengadaan air
laut untuk mengisi aquarium membutuhkan dana yang tak sedikit. “Sistem ini
dapat meminimalisir penggunaan air,” ujar Piyu.
Tak hanya di laboratorium, ketua Marine
Field Stasion Pulau Barang Lompoa ini juga mendedikasinya hidupnya untuk masyarakat
pesisir. Beberapa kali ia melakukan pelatihan terhadap masyarakat, baik cara
pemeliharaan kuda laut maupun membuat tempat penampungan dan perkembang biakan
kuda laut di pulau Lantanpero. Pengabdian
terhadap masyarakat itu dilakukan untuk memberikan pendidikan terhadap
masyarakat pesisir agar mengetahui cara budidaya yang lebih efisien dan lebih
baik.
Ket: Tulisan saya sejak 2011 lalu tentan sosok peneliti hebat Unhas...
Komentar